Jejakkasus212.info –Senin 4 Agustus 2025 | Deli Serdang | Fenomena perjudian di Helvetia bukan lagi rahasia umum. Lokasi yang dijuluki “Las Vegas Pasar VII” ini seolah berdiri di atas hukum. Beralamat di Lapangan Bola Dusun IX, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli—area tanah garapan ini selalu ramai, dari pagi, siang hingga malam. Pengunjung ,Bukan hanya warga sekitar, tapi juga masyarakat luar Helvetia, Medan, dan sekitarnya.
Omzet Puluhan Juta, Aparat Tutup Mata?
Lapak judi yang seakan kebal dari sentuhan hukum ini diduga meraup omzet puluhan juta setiap hari. Ironisnya, wilayah ini berada di bawah pengawasan Polres Pelabuhan Belawan. Namun, mengapa aktivitas haram ini tetap berjalan mulus? Siapa dalang di baliknya? Nama-nama beken muncul: (Aqhwan) dan( Aseng Kayu) dua sosok yang disebut-sebut sebagai penguasa mapia judi di kawasan ini.
Dijaga Ormas, Ada Portal Layaknya Markas Militer
Saat di kompirmasi dengan instansi setempat kadus dan kadesnya mengatakan “kami sudah menyurati pak, namun mereka masih saja tetap buka, bahkan sudah kami tembuskan ke camat, polsek dan polres” Ungkap kades yang biasa di pangil pak muklisin itu .
” Namun sampai sekarang tidak ada tindakan nya mungkin yg punya bapak tau la” Katanya lagi
” Mapia itu pak, dari pada nyawa kita yang melayang ya biar kan aja la pak” Lanjutnya lagi. Saat di kompirmasi di kantornya.
Pantauan di lapangan menunjukkan pengamanan super ketat. Dari portal pertama hingga kedua, ormas berjaga setiap hari secara bergiliran. Anehnya, setiap kendaraan yang melintas diawasi ketat; kamera ponsel pengendara ditutup dengan lakban oleh petugas lapangan. Apakah ini bentuk intimidasi agar aktivitas ilegal tetap aman?
Bekingan Oknum, Mobil Mewah Lalu Lalang
Lebih mencengangkan lagi, dugaan keterlibatan oknum wartawan (SS), aparat, bahkan TNI mencuat ke permukaan. Mobil-mobil mewah tampak keluar-masuk mulai pukul 10 pagi hingga lewat tengah malam. Siapa mereka? Mengapa mereka bebas berlalu-lalang tanpa takut razia?
Tiga Tahun Beroperasi, Tutup-Buka Sesuka Hati
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku, “Sudah hampir tiga tahun tempat itu beroperasi, Pak. Pernah tutup setahun, tapi buka lagi. Begitu terus, buka-tutup-buka-tutup.” terangnya, Sabtu (27/7/2025)
Lebih lanjut ia menambahkan, “Kadang ada juga orang berbadan kekar, rambut cepak, datang sebentar lalu keluar lagi. Kami tidak tahu apa urusannya.”
Seruan untuk Kapolri: Tindak Tegas atau Rakyat Hilang Kepercayaan!
Kini, sorotan publik tertuju kepada Kapolri, Kapolda, dan Kapolres Pelabuhan Belawan. Sampai kapan lokasi yang diduga “markas judi legendaris” ini dibiarkan beroperasi? Polda sudah berulang kali menyerukan pemberantasan maksiat, perjudian, dan narkoba. Namun fakta di lapangan justru mencederai semangat itu.
Apakah hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas?
Rakyat menunggu jawaban, bukan alasan.
(Jk212.tim)